Setiap karya sastra dengan bentuk penyajian apapun pasti memiliki unsur yang membangun didalamnya. Sebuah karya sastra dibangun atas dua unsur, yaitu unsur ekstrinsik merupakan unsur dari luar karya sastra, sedangkan unsur intrinsik merupakan unsur dari dalam karya sastra itu sendiri. Untuk intrinsik merupakan bagian penting dalam sebuah karya sastra.
Drama merupakan bagian dari karya sastra. Sebagaimana karya sastra yang lain (prosa dan puisi), teks drama dalam karya sastra juga memiliki unsur-unsur pembangunnya. Unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik berdasarka dialog antar tokohnya.
Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam naskah drama antara lain tema, amanat, alur, perwatakan, dan latar atau setting. Adapun penjabaran dari unsur-unsur tersebut adalah berikut.
Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari terbentuknya cerita secara umum, yang dapat terbangun dari subtema-subtema. Amanat merupakan pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita. Alur adalah rangkaian cerita yang merupakan jalinan konflik antar tokoh yang berlawanan. Alur drama biasanya terdiri atas perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Penokohan mengungkapkan perwatakan dalam drama yang digambarkan menurut keadaan fisik, psikis, dan sosiologis. Watak fisik meliputi jenis kelamin, cirri-ciri tubuh, umur dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi kegemaran, mentalitas, temperamen, keadaan emosi dan sebagainya. Watak sosiologis meliputi jabatan, pekerjaan, kelompok social dan sebagainya. Dialog merupakan percakapan yang dilakukan para pelaku drama. Adapun latar yaitu gambaran mengenai tempat, waktu dan keadaan jalannya cerita.Latar sangat berhubungan dengan tata pentas, tata rias, dan perlengkapan lainnya.
Hal yang harus selalu diingat adalah unsur teks drama berbeda dengan unsur pementasan drama. Dalam hal ini, unsur teks drama hanya mencangkup dalam sebuah teks. Adapun unsur pementasan drama sudah meliputio banyak hal, seperti keaktoran, tat panggung, tat arias, tata lampu, dan ilustrasi.
Selasa, 02 November 2010
Gamelan,Orkestra Jawa
Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah diberbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan. Selain itu, gamelan melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga penghasilan pemusik gamelan ternama. Pergelaran musik gamelan kini dapat dinikmati diberbagai belahan dunia. Namun, jogjakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan. Ini dikarenakan dikota inilah anda dapat menikmati versi aslinya.
Gamelan yang berkembang di jogjakarta adalah gamelan jawa. Gamelan jawa berbeda dengan gamelan bali ataupun gamelan sunda. Gamelan jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan gamelan bali yang rancak dan gamelan sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentungan, rebab, tepukan kemulut, gesekan pada tali, atau bambu tipis,hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian. Barulah beberapa waktu sesudah mengiringi pergelaran wayang dan tarian, gamelan bediri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
Gamelan yang berkembang di jogjakarta adalah gamelan jawa. Gamelan jawa berbeda dengan gamelan bali ataupun gamelan sunda. Gamelan jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan gamelan bali yang rancak dan gamelan sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentungan, rebab, tepukan kemulut, gesekan pada tali, atau bambu tipis,hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian. Barulah beberapa waktu sesudah mengiringi pergelaran wayang dan tarian, gamelan bediri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
Psikologi Memahami Orang Lain Dalam Komunikasi
Suatu interaksi komunikasi melibatkan dua orang, akan terdapat dua pribadi yang harus dikenali, yaitu diri kita sendiri dan orang lain yang menjadi lawan bicara kita. Walaupun bukan hal mudah, ada dua jenis informasi yang dapat kita gunakan untuktujuan itu:
1. Menyusun mekanismeproteksi, yaitu kita ingin mengetahui apa yang
diharapkannya melalui komunikasi dengan kita.
2. Melakukan pemahaman terhadap tujuan orang, kita dapat
mengevaluasi kesungguhan atau akurasi dari penampilannya.
Setiap individu melakukan itu dalam rangka mencapai dua tujuan, yaitu mengurangi ketidakpastian dan perbandingan social. Ketika pertama bertemu dengan seseorang maka sejumlah pertanyaan muncul dalam diri kita. Selanjutnya kita akan berkomunikasi untuk mendapatkan sejumlah jawaban terhadap sejumlah pertanyaan. Jadi dalam tahap awal komunikasi antarpribadi (KAP), kita akan berusaha mengurangi ketidakpastian yang kita rasakan. Upaya ini pada dasarnya merupakanproses pemaknaan, yaitu menghilangkan makna-makna yang tidak sesuai hingga tersisa makna-makna yang kita anggap sesuai.
Perbandingan social adalah proses membandingkan diri kita dengan orang lain. Festinger mengatakan biasanya orang melakukan evaluasi diri, yaitu suatu cara untuk mengetahui diri kita sendiri (konsep diri). Selain itu kita juga ingin mengetahui bagaimana menilai diri kita. Keika melakukan perbandingan social, kita cenderung untuk membandingkan dengan yang setara. Artinya kita cenderung tidak melakukan evaluasi diri secara objektif, meskipun demikian ini merupakan cara yang sehat untuk menjaga kestabilan konsep diri.
1. Menyusun mekanismeproteksi, yaitu kita ingin mengetahui apa yang
diharapkannya melalui komunikasi dengan kita.
2. Melakukan pemahaman terhadap tujuan orang, kita dapat
mengevaluasi kesungguhan atau akurasi dari penampilannya.
Setiap individu melakukan itu dalam rangka mencapai dua tujuan, yaitu mengurangi ketidakpastian dan perbandingan social. Ketika pertama bertemu dengan seseorang maka sejumlah pertanyaan muncul dalam diri kita. Selanjutnya kita akan berkomunikasi untuk mendapatkan sejumlah jawaban terhadap sejumlah pertanyaan. Jadi dalam tahap awal komunikasi antarpribadi (KAP), kita akan berusaha mengurangi ketidakpastian yang kita rasakan. Upaya ini pada dasarnya merupakanproses pemaknaan, yaitu menghilangkan makna-makna yang tidak sesuai hingga tersisa makna-makna yang kita anggap sesuai.
Perbandingan social adalah proses membandingkan diri kita dengan orang lain. Festinger mengatakan biasanya orang melakukan evaluasi diri, yaitu suatu cara untuk mengetahui diri kita sendiri (konsep diri). Selain itu kita juga ingin mengetahui bagaimana menilai diri kita. Keika melakukan perbandingan social, kita cenderung untuk membandingkan dengan yang setara. Artinya kita cenderung tidak melakukan evaluasi diri secara objektif, meskipun demikian ini merupakan cara yang sehat untuk menjaga kestabilan konsep diri.
KATA BAKU
Kata Baku dalam bahasa Indonesia memedomani Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Di samping itu, kebakuan suatu kata juga ditentukan oleh kaidah morfologis yang berlaku dalam tata bahasa bahasa Indonesia yang telah dibakukan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indoensia.
Kata Baku dalam Percakapan
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang
dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam
bahasa ini lazim digunakan dalam:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi,
perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan
sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan
sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Kata Baku dalam Penulisan
Pada era globalisasi, kita dituntut mempunyai kreatifitas yang tinggi dan tidak gagap tekhnologi modern.
Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan yag disebelah kanan kanan adalah benar :
- apotik : apotek
- atlit : atlet
- azas : asas
- azasi : asasi
- bis : bus
- do'a : doa
- duren : durian
- gubug : gubuk
- hadist : hadis
- ijin : izin
- imajinasi : imaginasi
- insyaf : insyaf
- jaman : zaman
- kalo : kalau
- karir : karier
- kongkrit : konkret
- nomer : nomor
Kata Baku dalam Percakapan
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang
dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam
bahasa ini lazim digunakan dalam:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi,
perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan
sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan
sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Kata Baku dalam Penulisan
Pada era globalisasi, kita dituntut mempunyai kreatifitas yang tinggi dan tidak gagap tekhnologi modern.
Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan yag disebelah kanan kanan adalah benar :
- apotik : apotek
- atlit : atlet
- azas : asas
- azasi : asasi
- bis : bus
- do'a : doa
- duren : durian
- gubug : gubuk
- hadist : hadis
- ijin : izin
- imajinasi : imaginasi
- insyaf : insyaf
- jaman : zaman
- kalo : kalau
- karir : karier
- kongkrit : konkret
- nomer : nomor
Langganan:
Postingan (Atom)